Tidak Apa-Apa
Mengakui bahwa kita sedang
ada masalah, sedang sedih, sedang tidak mampu, itu tidak apa-apa. Kita masih
manusia.
Dunia tidak selalu
baik-baik saja, kita tidak selalu bahagia. Pernah dengar tentang bahagia itu sebentar, tapi kalau sedih itu
lama? Pernah? Kalau kamu mengiyakan hal itu juga, kira-kira kenapa ya?
Kalau bicara soal durasi, mungkin karena ketika kita bahagia kita tidak perlu
berpikir solusinya apa jadi terasa singkat. Sedangkan kalau sedih, pikiran kita
pasti berpikir tentang banyak hal, tentang kenapa, bagaimana, lalu apa dan
tahapan pertanyaan selanjutnya yang akan berakhir di “tidak apa-apa”.
Dua tahun belakangan ini
aku tidak menyukai bentuk tubuhku yang menurutku dan banyak orang adalah
gendut. Ya memang. Awalnya aku marah, lama-lama ya tidak apa-apa juga. Kalau
sesuatu itu memang sebuah kenyataan ya kenapa kita harus marah? Kecuali kalau
memang tujuannya untuk menyakiti, kita punya hak kok untuk bertanya, untuk
diskusi.
Kalau masalah kalian lebih
berat dari tidak nyaman dengan gendut, misal masalah ekonomi atau ditinggal
pergi, yang semangat ya, pasti bisa kok. Cari tempat cerita, kalau nggak bisa
sama orang ya nulis, bikin sesuatu, lampiaskan aja.
Penyangkalan, marah,
tawar-menawar, depresi, dan akhirnya menerima. Tahapannya itu kan biasanya?
Libas aja, masih banyak kebahagiaan dan kesedihan di depan sana yang siap kita
cicipi, mudah-mudahan bumbunya pas ya, atau kalau memang kurang ya tinggal
dikasih bumbu yang lain aja.
Semoga kita semua diberi kemudahan, kalaupun harus melalui rasa sedih ya jalani aja. Kadang kita nggak punya pilihan lain kan
Komentar
Posting Komentar