Poci (Bukan Iklan Teh)

Aku punya anjing besar, kuberi nama Poci.

Namanya Poci, umurnya jalan 6 tahun, lahir 3 Oktober 2016 di daerah Gamping, Yogyakarta. Awalnya dia bukan anakku, sampai sekarang juga bukan anakku. Intinya dia anjingku.

Aku bersamanya sejak usia dia 3 bulan. Aku menjemputnya di rumahnya yang lama bersama bapakku, bukan bapaknya, karena kalau bersama bapaknya ya tidak mungkin karena bapaknya anjing, anjing tidak bisa menyetir.

Singkat cerita intinya aku mengadopsinya, namanya sudah ada sejak dulu kala. Warna bulunya memang cokelat seperti teh, tapi sekali lagi ini bukan iklan, karena ya aku kan hanya orang kecil, tidak mungkin ada yang endorse aku. Aku jadi sedih.

Sekarang aku sudah senang, tadi sedihnya cuman bercanda, aku memang suka bercanda, sampai-sampai banyak orang mengira aku tidak pernah sedih, padahal ya tidak mungkin, semua orang pasti pernah sedih.

Sudah-sudah, kembali ke anjing. Anjing adalah binatang yang setia, lucu, dan haram. Eh bentar, seperti ada yang salah tapi tidak apa-apa.

Aku suka anjing, sejak aku kecil di rumah sering pelihara anjing, dari yang namanya Boy, Roy, Ciki dan Ciko. Mereka tidak pernah hidup lama, karena ya hanya sebentar, tidak apa-apa, mereka sudah di surga sekarang.

Sekarang aku punya Poci, anjing campuran Jawa dan Golden ini sangatlah ganteng, besar, perkasa dan introvert. Dia takut angin, dia suka sembunyi di bawah mobil tapi sulit keluar sendirian dan harus ditarik sis semongko, ssstttt jangan bilang siapa-siapa ya takutnya dia malu.

Poci sudah besar tapi tidak sekolah, karena ya dia anjing, jadi dia cukup di rumah saja, tidak perlu bekerja juga.

Aku sayang Poci apapun keadaannya, dan aku juga tau kalau dia sayang aku beserta keluargaku. Terima kasih Poci karena sudah sering membuatku tertawa dan mendengarkan keluh kesahku meskipun kamu hanya bisa diam dan melet-melet.

Poci, tulisan ini buat kamu, meskipun kamu tidak bisa membaca tapi aku tetap ingin menulisnya, terima kasih sudah menjadi anjingku, maaf aku banyak kurangnya. Aku sayang kamu anjing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pradikta Wicaksono

Bicara

Kalau Akhirnya Kita Nggak Sama-Sama