Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

Aku Ingin Kurus

Panggil saja aku. Aku ingin kurus. Berat badanku setahun yang lalu adalah 52 kg, sekarang aku 64-65 kg, bahkan tiga bulan yang lalu tembus di angka 67. FYI tinggi badanku sekitar 158 cm. Kok bisa ya naik belasan kg dalam waktu satu tahun? Apa karena aku makan terus dan tidak pernah berolahraga? Ya, tentu saja benar. Dulu aku memang tidak kurus-kurus amat, tapi cukuplah, tinggal ngecilin beberapa bagian aja biar kelihatan sip, tapi semuanya sirna semenjak aku makan terus. Aku ingin kurus karena baju-bajuku yang sekarang sudah tidak muat, kalau aku paksa pakai, bentukku seperti arem-arem, mending kalau lemper, lha ini arem-arem. Aku ingin kurus karena biar kalau main dan makan lesehan aku tidak masalah, sekarang masalah karena aku gampang kesemutan. Aku ingin kurus karena semenjak gemuk aku gampang pusing, makan asin pusing, makan manis pusing, hanya tanggal 25 saja aku tidak pusing, ya benar, karena tanggal tersebut adalah tanggal gajian. Aku ingin kurus karena aku capek me...

Perutku Punya Matahari

Aku suka makan pedas. Makanan pedas membuat hidupku lebih hidup. Tanpa makanan pedas aku bisa merasakan kosong yang teramat dalam. Aku suka makanan pedas tapi tidak suka minuman pedas, karena ya aneh aja, masa es cabe rawit, atau es campur lombok ijo, aneh. Aku suka makanan pedas apapun itu. Meskipun keesokan harinya perutku punya matahari alias panas, tapi tidak apa-apa, hanya sebentar, seperti kamu yang datang tidak lama, sebentar saja, tapi sampai sekarang aku masih belum bisa lupa, hebat ya kamu. Kembali ke kamu, eh maksudnya ke kita, kita ini apa? Teman kok tiap hari komunikasi, tanya makan belum, kamu pikir aku amnesia , aku sehat, aku tidak mungkin lupa makan. Aku kangen kamu, intinya itu. Kembali ke perutku. Perutku sering ada mataharinya, panas, tapi aku tidak pernah makan sunscreen , karena mahal, biarkan saja isi perutku terbakar, biar lemaknya berkurang. Aku suka makan pedas, tapi aku tidak suka berkeringat, kecuali ada AC , tapi rumahku tidak ada AC -nya, kasih...

Poci (Bukan Iklan Teh)

Aku punya anjing besar, kuberi nama Poci. Namanya Poci, umurnya jalan 6 tahun, lahir 3 Oktober 2016 di daerah Gamping, Yogyakarta. Awalnya dia bukan anakku, sampai sekarang juga bukan anakku. Intinya dia anjingku. Aku bersamanya sejak usia dia 3 bulan. Aku menjemputnya di rumahnya yang lama bersama bapakku, bukan bapaknya, karena kalau bersama bapaknya ya tidak mungkin karena bapaknya anjing, anjing tidak bisa menyetir. Singkat cerita intinya aku mengadopsinya, namanya sudah ada sejak dulu kala. Warna bulunya memang cokelat seperti teh, tapi sekali lagi ini bukan iklan, karena ya aku kan hanya orang kecil, tidak mungkin ada yang endorse aku. Aku jadi sedih. Sekarang aku sudah senang, tadi sedihnya cuman bercanda, aku memang suka bercanda, sampai-sampai banyak orang mengira aku tidak pernah sedih, padahal ya tidak mungkin, semua orang pasti pernah sedih. Sudah-sudah, kembali ke anjing. Anjing adalah binatang yang setia, lucu, dan haram. Eh bentar, seperti ada yang salah tapi t...

Ngomongin Januari

Well , berhubung ini masih Februari awal, aku mau ngomongin soal Januari kemarin. Mulai dari mana ya, mulai dari hal yang aku lakuin atau dapetin aja kali ya. Oke, pertama, aku mendapatkan keberanian untuk menulis di sini, seberapapun timbal baliknya aku tetap senang dan mengapresiasi apa yang aku lakukan. Kedua, aku daftar jadi agen  Shopee Affiliates  dan  acc  per tanggal 29, nggak tau sih bakal dibawa ke mana cuman aku penasaran makanya aku coba, dan 2 hari yang lalu aku nyoba iklan satu barang, eh ada dong yang beli, membuatku mendapatkan komisi. Aku senang komisi, komisi adalah uang, uang adalah  love . Aku suka banget uang. Kalau ada orang yang punya  body language  itu  physical touch , mungkin kalau aku lebih ke  physical touch with money . Astaga aku matre, ya memang. Oke skip , ngomongin duit mulu aku, heran, nggak heran sih, orang uang emang asik haha. Kembali ke pembahasan, Januari. Di Januari kemarin menurutku aku cukup ...

Ingat Lagi

Hari ini aku bangun jam 5 pagi, tidak tau kenapa, tiba-tiba, mungkin karena dingin. Semalam hujan, deras sekali, tapi aku suka, aku suka dingin, aku tidak suka panas, panas membuatku gerah dan ingin marah-marah. Panas membuatku tidak produktif karena aku tidak suka saja. Sekarang pukul 6.45 WIB, hawanya masih dingin, aku suka, membuatku ingin menulis tentang rasa yang tiba-tiba aku ingat kembali tadi ketika bangun tidur. Aku ingat lagi, beberapa hal tentang dia, tidak semua, dan aku tidak menangis. Aku hanya, ingat lagi. Rasanya lepas, rasanya lega, meskipun masih meninggalkan tanya. Tapi tadi, aku tersenyum, aku tidak menangis seperti dulu. Aku hanya mengingatnya kembali, dan aku rasa aku tidak akan pernah lupa, tidak apa-apa. Kalau ada yang bertanya aku sudah berdamai atau belum, rasanya aku akan menjawab sudah, karena memang aku sudah tidak pernah menangisi orang ini lagi, ingat iya, tapi untuk kembali dekat seperti dulu aku bahkan tidak memikirkannya. Kadang aku tidak sabar...