Mengajak Bapak
Aku pernah sepatah hati itu dan bapak menemaniku. Lucu. Barusan aku ingat prosesku dulu waktu melupakanmu, hampir setiap malam aku tidak tau harus melakukan apa. Selepas kerja aku bingung harus apa karena selalu ingin menangis bawaannya haha. Payah.
Puji Tuhan ada bapak. Bapak yang sering aku ajak pergi, entah sekedar membeli sate atau mencari ronde. Sepertinya dia tau aku sedang patah, untungnya tiap aku ajak pergi dia tidak pernah menolaknya. Pernah beberapa kali dia bertanya kenapa aku muram saja, jawabanku sama, aku tidak apa-apa, padahal tidak, tapi tidak mungkin aku membawa namamu di depan bapak. Aku tidak mau bapak marah dengan siapapun itu.
Waktu berlalu, aku sudah cukup sembuh dan berhasil tidak memberi tau kepada bapak tentang luka apa yang sengaja aku sembunyikan. Yey, aku berhasil.
Bersyukur karena aku adalah salah satu orang yang merasakan bahwa bapak adalah cinta pertamaku, bukan patah hati pertamaku. Mungkin tidak semuanya seberuntung aku, tidak apa-apa, kelak anakmu yang akan merasakan keberuntungan ini. Setidaknya kalau bukan kita yang happy, ada anak kita yang merasakannya, mari kita usahakan bersama.
Bapak memang banyak kurangnya, tapi lebihnya juga banyak. Satu hal tentang bapak, dia selalu berjasa. Sekarang, dan selamanya.
Komentar
Posting Komentar