Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

Malam Senin

Halo pekerja, kok belum tidur? Masih menikmati hari libur ya? Lucu ya, kadang  weekend  emang terasa sangat cepat. Tiba-tiba udah mau Senin aja, kerja lagi,  happy  nggak? Berat ya? Gini-gini, menurutku ada beberapa hal yang perlu dipertanyakan; 1.     Kamu suka nggak sih sama pekerjaan kamu? 2.     Kamu kerja karena suka atau hanya sekadar melakukan tanggung jawab aja? 3.     Kalau emang nggak suka kenapa masih bertahan? 4.     Oh, baru cari yang lain tapi yang sekarang dipertahankan dulu ya? Haha. Nggak papa. Semangat ya! Apapun itu jawaban kamu, alasan kamu, tetap aja besok Senin. Harus kembali ke rutinitas. Nggak papa kalau capek, yang penting tanggungjawab harus diselesaikan ya, kalau emang harus pelan-pelan ya pelan-pelan aja, nggak perlu  ngoyo , nanti sakit, keluar duit, ya meskipun punya BPJS tapi kan makanan sehat, vitamin, buah, bensin buat wara-wiri, nggak bisa di- cover  sama BPJS, har...

Nggak

Jangan iya-iya aja. Bilang “nggak” itu nggak papa. Pengen ngomongin soal cara membahagiakan diri sendiri yang imbasnya ke orang lain juga, versi aku. Kalau kamu gimana caranya? Nggak sampai yang pura-pura ceria di depan banyak orang padahal sebetulnya pengen nangis kan? Kalau iya, ya nggak papa juga, aku pernah kok, tapi kayaknya kalau sekarang lebih ke kalau nggak kepepet banget nggak mungkin aku lakukan. Jadi gini ceritanya, ini sebagai contoh ya, kan aku suka sama orang nih, ya iya masa sama tumbuh-tumbuhan, nah habis itu aku suka cemburu tiap lihat dia dekat sama yang lainnya, apalagi kalau aku kenal, apalagi kalau teman sendiri yekan , lanjut, nah aku pura-puralah tertawa seakan semuanya baik-baik saja, padahal mah ambyar juga. Tapi ya gimana, masa iya langsung nyanyi lagunya Rossa. Ya intinya gitu, pura-pura. Tau nggak kalau kamu sering pura-pura gitu efeknya apa? Banyak. Ada yang asam lambungnya naik, insomnia, jerawatan, makan mulu, gendut, dan lain-lain. Soalnya jadi p...

Memilih

Hidup adalah tentang pilihan. Kamu benar-benar bebas memilihnya. Pilihanmu, tanggungjawabmu. Akhir-akhir ini aku memutuskan untuk melakukan segala hal dengan bahagia, meskipun tidak jarang hasilnya kecewa, tapi setidaknya itu adalah pilihanku semua. Tidak apa-apa, akhir yang mengecewakan mungkin akan sering kita rasakan. Tidak ada yang bisa menebak masa depan, yang penting cara kita untuk bangkit dan tetap bertahan. Dunia kadang memang tidak sebaik yang kita pikirkan. Tenang, kita tetap bisa melalui semuanya. Satu per satu orang di sekitar kita mungkin akan hilang, ya tidak apa-apa, sudah jalannya. Setiap orang berhak memilih untuk tetap tinggal atau menghilang. Dan hari ini aku memutuskan untuk menghilang, bukan hilang yang benar-benar hilang, tapi setidaknya aku menghilangkan banyak kebiasaan lama yang sering aku lakukan, yang sebenarnya masih ingin aku lakukan. Aku tidak tau apakah pesan-pesanku yang kusampaikan itu tepat sasaran, yang jelas aku lega, sedikit. Selamat memi...

Dulu Tuh

Dulu tuh aku pikir kita pacaran tau. Aneh sih emang, nggak ada omongan ke arah sana tapi aku bisa mikir gitu, ya gimana orang aku suka. Lagian sering amat pergi berdua, kan aku baper. Ternyata kamunya nggak. Ya nggak papa sih, cuman sebel aja, kayak yang; oalah aku pikir kita ada apa-apa jebul tidak. Dulu tuh ya aku itu sampai mikir kalau aku pergi sama orang lain, lawan jenis gitu, itu artinya aku selingkuh, wkwk, rasanya aku perlu menjaga hatimu. Padahal kan ya nggak perlu, orang kamu juga nggak bersikap sama denganku wkwk. Aneh banget asli. Cuman ya namanya orang kasmaran mah bebas ya, mau ketawa, mau nangis, ya udah dilakuin aja gitu. Sampai saatnya tiba, sadar bahwa bukan siapa-siapa, lalu bilang ke diri sendiri, “halo kamu tolol”. Habis itu ketawa, habis itu nangis, miris sih, tapi ya gimana. Dulu tuh aku mikirnya kita bakalan ke jenjang serius tau, ya bebaslah orang namanya kasmaran. Sampai yang cuman fokus ke satu, padahal yang difokusin sebetulnya blur . Akhirnya apa?...

Tua

Semakin ke sini, kita semakin tua, tau? Kadang bingung harus ngapain. Di saat teman-teman yang lain udah tunangan, menikah, punya anak, dapat posisi yang bagus di kantor, dan aku masih gini-gini aja, kita masih gini-gini aja. Nggak papa sih, namanya juga hidup, semua itu pilihan. Cuman kadang nggak habis pikir aja. Kayak yang, kelewatan pelan gitu lho jalannya, terus mikir; kayaknya bisa deh kecepatannya ditambah. Kenapa? Bingung ya harus mulai dari mana? Sama kok. Haha Gimana kalau kita mulai dengan cara melakukan hal yang kita suka? Atau hal yang kita butuh? Cek kesehatan bisa sih, atau cek berat badan ideal. Habis itu kalau udah tau hasilnya, dimaksimalin biar hasilnya lebih oke. Tapi, memulai emang susah ya? Harus niat, dan yang paling penting; dilakuin. Oke mungkin aku dulu ya. Akhir-akhir ini aku lebih suka nulis, apapun itu, ya emang belum menghasilkan apapun sih, eh, ada sih, hasilnya aku senang. Bagus kan? Menyenangkan diri sendiri, dan sepertinya nggak merugikan ora...

Sebelum

Sebelum kamu benar-benar terikat sama orang lain, aku pengen banget ngobrol sama kamu, berdua. Aku mau bilang semuanya, bahkan aku pengen tulis juga biar nggak ada yang kelewat. Bilang terima kasih, bilang maaf, bilang kamu jahat, bilang kamu mainin aku, semuanya, semua hal yang pengen aku ungkapin ke kamu. Kadang aku kangen banget sama kamu, aku nggak tau kenapa aku sesayang ini. Aku capek. Aku nggak bisa buka hati buat yang lain. Capek banget rasanya. Semacam kadang takut kalau aku melewatkan seseorang yang benar-benar tulus ke aku, tapi akunya nggak bisa karena masih mikirin kamu. Sebelum kamu pergi, sebelum aku tau kamu itu maunya apa, kayaknya emang aku nggak bisa deh buat relain semuanya gitu aja.  Too hard, too hurt. Aku nggak tau ya kenapa, tapi selain capek aku juga takut, takut kalau tiba-tiba denger kabar kamu tunangan, atau bahkan nikah, kamu harus tau semuanya dulu dari aku. Aku udah sering sih bayangin di posisi itu, tapi tetep aja cuman bayangan, bukan kenyat...

Jalan Buntu

Kalau kamu ngerasa tulisan ini buat kamu Iya benar Ini buat kamu   Aku nulis ini waktu kangen Sambil mikir "Kenapa ya kita nggak bisa bareng-bareng?" Bener-bener aku masih mikirin itu sampai sekarang Ya mungkin karena aku lagi kangen    Kadang aneh rasanya Sampai sering mikir "Kok bisa?" Tapi kenyataannya emang bisa   Aku masih mau gini-gini aja Masih pengen diam Masih pengen kangen tapi nggak bilang Ya setidaknya untuk sekarang   Perasaan aku ke kamu itu kayak jalan buntu Ada ujungnya tapi harus puter balik Soalnya kamu nggak di situ   Sekali lagi Aku masih berada di jalan buntu Yang ujungnya nggak ada kamu Harus puter balik Tapi aku belum mau  

Patah Masing-Masing

Aku belum siap, kita udahan aja ya? Aku tau kok kita sama-sama terbawa perasaan, saling ingin memberi kabar padahal kadang nggak ada kabar yang terlalu penting untuk disampaikan, tapi ya pengen aja, sama kamu. Ya namanya juga sering ketemu, ngobrol bareng, ngurusin hal yang sama, wajar kalau rasa itu ada, apalagi posisinya kita lagi sama-sama kosong, ditambah lagi frekuensi obrolan kita yang sama. Rasanya seperti, kita cocok aja gitu. Tapi tau nggak, aku itu belum siap, benar-benar belum siap, dan mungkin kamu juga belum benar-benar yakin. Patahku kemarin cukup parah, bahkan sampai sekarang aku masih sering mikirin patahku itu sebenarnya udah sembuh atau belum, dan kayaknya sih belum. Bukannya aku nggak mau kamu nyembuhin patahku, aku cuman takut kalau ini semua hanya akan membuat patahan baru. Aku tau sih sebetulnya kita nggak punya tanggungjawab apapun untuk menjaga hati siapapun, urusan dia patah, ya itu urusan mereka, tanggungjawab pemiliknya. Cuman aku nggak mau aja lihat ...

Warna 2022

Halo! Namaku Maria, lengkapnya Maria Chrisrini. Kalau kamu lagi banyak waktu buat nyari nama lengkapku di beberapa media sosial, paling langsung nemu, dan kemungkinan besar itu aku. Hari ini aku mulai menulis di sini, ada atau tidaknya pembaca, menurutku tidak apa-apa. Terlalu banyak penyesalan ketika aku tidak melakukan apa yang aku suka. Dulu waktu aku SMA, aku suka sekali menulis, apapun itu, seringnya aku hanya menuangkan tulisanku di status media sosial, buletin sekolah, dan beberapa aku tulis di komputer pribadi, tapi hampir semua yang ada di komputer hilang, tanpa sempat aku publikasikan. Panjang ceritanya, dan sisanya hanya penyesalan. Mengutip kalimat Pandji Pragiwaksono yang intinya “mimpi itu tidak akan pernah mati, ketika kamu tidak memperjuangkannya, dia hanya akan pingsan, lalu bangun dalam wujud penyesalan”. Ya intinya seperti itu, dan aku tidak mau menyesal lagi. Cukup kemarin. Mungkin tidak semua mimpi bisa terwujud, ya tidak apa-apa, paling tidak kita mencoba se...