Tentang Memahami

Seperti yang sering kita dengar, kita cuman punya dua tangan yang bisa kita pakai untuk menutup telinga kita, nggak bisa kalau kita pakai buat menutup banyak mulut atau pendapat orang tentang kita atau pun tentang hal-hal yang di luar kendali kita. Cukup tutup telinga.

Makin berumur aku makin mikir kalau kadang tutup telinga itu better than harus menjelaskan sama orang yang hadeh. Nggak semua orang itu punya frekuensi atau cara berpikir yang sama dengan kita. Bagi kita mereka yang aneh, bagi mereka kita yang aneh. Semua memang tergantung sudut pandang. Dan sudut pandang orang lain tidak bisa kita kendalikan, we just can hehehe sometimes.

Aku punya teman, teman sepermainan ah ah ah, hadeh salah salah salah. Jadi aku punya teman, awalnya dia itu sangat pemikir sekali ketika aku tidak membalas pesannya, setelah aku jelaskan sekarang dia bodo amat haha, ya kalau butuh text ya text aja, kalau mau telpon ya telpon aja. Nggak, aku nggak minta kalian mengerti caraku menjalani hidup, tapi mbok yo udah nggak usah terlalu mikir yang negatif. Kasihan hidupmu kalau harus mikirin orang lain terus. Pahami, nggak semua orang bisa jadi seperti yang kamu ingini.

Untuk berada di titik bisa mikir kalau “memahami nggak perlu setuju” itu emang prosesnya cukup panjang. Dan nggak perlu juga kalian manut sama apa yang aku sampaikan, kalau kalian rasa itu membuat hidup kalian makin berat ya udah nggak usah, tapi kalau buat aku, ini membuat hidupku jauh lebih mudah. Nggak banyak mikir soal apa yang orang lain pikirkan tentang kita itu enak, kecuali kalau kita emang merasa bersalah ya, berarti emang harus ada yang diluruskan, tapi kalau kita merasa we did a right things ya udah jalani hidup seperti biasanya saja.

Di sepanjang hidup, kita mungkin akan banyak mengecewakan orang, as long as nggak kita sengaja, menurutku nggak papa, menghindari pertikaian itu perlu, yang penting lakukan dengan sehat. Kalau perlu ngobrol ya ngobrol, kalau nggak perlu ya nggak usah nggak papa. Mama nggak marah, lah?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pradikta Wicaksono

Bicara

Kalau Akhirnya Kita Nggak Sama-Sama